Proses Penjernihan Air di PDAM
Pengaplikasian
pengolahan air secara lengkap biasa diterapkan dalam industri pengolahan air
bersih (PDAM). pengolahan air minum sistem konvensional. Pengolahan air bersih
secara lengkap didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu:
1. Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan ion atau
penyerapan listrik pada permukaan koloid (partikel-partikel koloid bermuatan
listrik).
2. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa
pengendapan atau penggumpalan partikel koloid.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam
proses penjernihan air antara lain :
1. Tawas (Al2(SO4)3)
- Karbon
Aktif
- Klorin/Kaporit
- Kapur
Tohor
- Pasir
Mekanisme
pengolahan air bersih di PDAM :
1.
Air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Dalam bak prasedimentasi ini
lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur yang mengendap
dibuang dengan pompa.
2.
Kemudian air yang masih mengandung partikel – partikel lumpur yang berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat mengendap karena pengaruh gravitasi dialirkan
ke dalam bak ventury. Pada tahap ini air dicampur dengan Al2(SO4)3.
18 H2O (tawas). Ion Al3+ yang terdapat pada tawas akan
terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan
positif melalui reaksi:
Al3+ + 3 H2O →
Al(OH)3 + 3H+
Al(OH)3
yang terbentuk akan mengabsorpsi menggumpalkan dan mengendapkan kotoran. Ion Al3+
akan menghilangkan muatan – muatan negatif dari partikel koloid seperti tanah
liat/lumpur, sehingga lumpur yang berukuran kecil menjadi flok – flok yang
berukuran besar (koagulasi). Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama dengan
tawas karena pengaruh gravitasi. Selain berfungsi supaya lumpur lebih mudah
mengendap koagulasi juga bertujuan untuk memudahkan lumpur untuk disaring.
Selain itu, tawas yang membentuk koloid Al(OH)3 juga dapat
mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencermar seperti detergen dan
pestisida.
Selanjutnya
ditambah gas klorin (preklorinasi) yang berfungsi sebagai pembasmi hama
(desinfektan) dan karbon aktif (bila tingkat kekeruhan air baku tinggi). Karbon
aktif ini berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa, dan zat organik yang
terkandung dalam air baku.
3.
Air yang setengah bersih kemudian dialirkan ke dalam bak saringan
pasir. Dari bak pasir diperoleh air yang hampir bersih, karena sisa flok
akan tertahan oleh saringan pasir.
4.
Air dalam bak pasir dialirkan ke dalam siphon. Di dalam siphon air yang hampir
bersih ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi)
untuk mematikan hama.
5.
Air yang sudah memenuhi standar bersih dari bak siphon dialirkan ke reservoar.
6.
Air siap dikonsumsi konsumen
No comments:
Post a Comment